Memperjuangkan Seseorang

Ada orang yang dengan bertahan saja dia sudah bahagia, tapi bagi sebagian orang ada kalanya berjuang adalah kebahagiaan tersendiri.***
Saya sedang berfikir akhir-akhir ini, pertanyaan dari ibu saya membuat saya sebenarnya mencari jawaban dengan keras. Hingga akhirnya di sharing kecil bersama sahabat saya, saya menemukan jawabannya.
Ada seseorang yang begitu baik kepada saya, kepada orang lainpun juga. Dia juga berlatarbelakang baik, agamanya insyaAllah cukup, pintar juga iya, mapan juga sudah lumayan, tapi entah kenapa saya juga belum “klik”. Berkali-kali ibu saya berkata bagi seorang perempuan cukup dengan dicintai, saya sudah merasa dicintai, tapi saya merasa belum cukup. Saya merasa ada yang kurang cocok. Hingga ibu menanyakan entah untuk ke berapa kalinya,
                “Apa sih yang kurang dari dia?”
Saya hanya mengangkat bahu sambil berkata, “Tidak tahu bu, saya hanya kurang sreg.”
Hingga saya tahu, ke-kurang sreg-an itu adalah saya yang merasa tidak berjuang untuk dia. Saya tidak ada usaha untuk mau mempertahankan atau melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Kami hanya bisa berhubungan baik, itu saja. Semoga saya bukan orang yang kurang bersyukur, hanya saja masih banyak orang lain di luar sana yang kemungkinan bisa membahagiakan dan dibahagiakan oleh dia, pun untuk saya.
Saya tahu, naluri seorang ibu untuk memilihkan anaknya seseorang yang baik dan bisa diandalkan untuk menemani di sisa hidup. Saya tahu ibu juga sedang mencari yang bisa membantu mengingatkan anaknya untuk merapikan rumah, membuat anaknya bersemangat untuk memasakkan sup atau membuatkan teh, menjaga anaknya dengan penuh tanggung jawab, mengantarkan anaknya pergi berbelanja, mencarikan anaknya lengan untuk digandeng saat berjalan, memilihkan pundak dan telinga terbaik untuk anaknya yang cerewet dan suka bercerita, dan sebagainya, tapi bu anakmu ini juga masih berusaha mencari.
Mungkin ada kalanya ibu bertemu dengan seseorang yang dicintai kekasihnya, dimanjakan, dan itu terlihat sempurna. Seseorang itu hanya cukup bertahan dan meneruskan bagaimana rasanya dicintai lalu dia bisa mencintai “dia”nya itu. Tapi bagi saya, ketika saya juga memperjuangkan dia, saya mencoba menghebatkan dia, saya mencoba mengerti dan menaklukkan dia, itu adalah bentuk cinta tersendiri bagi orang seperti saya. Saya ingin menghabiskan hidup dengan seseorang yang saya perjuangkan. Saya yakin Allah tidak diam dengan mengirim seseorang yang juga memperjuangkan saya meski tampaknya cuek, meski tampaknya dingin, meski saya jarang dimanjakan, saya yakin Allah tidak tidur.
Bu, anakmu ini hanya belum sampai di satu titik. Ketika ia bertemu orang yang dia perjuangkan dan memperjuangkan dia juga. Sekarang dia sedang mencari, sedang mendoakan seseorang, sedang mengusahakan seseorang kepada Yang Menciptakan. Dan semoga, pada akhirnya nama yang tersebut itu adalah dia yang juga sedang berjuang untuk saya dengan doa-doanya, dengan perlakuan yang sewajarnya, dan dengan keberanian untuk mempersiapkan serta melanjutkan ke arah yang lebih serius. Kalaupun ternyata nama lain yang Dia pilihkan, saya terima. Toh ada banyak nama di luar sana yang belum saya jelajahi, siapa tahu ada yang lebih layak saya perjuangkan.
Setiap orang lahir dengan kisah yang berbeda, kisah ibu bisa jadi berbeda dengan kisah saya, saya juga tidak bisa menemukan orang yang mirip seperti ayah agar cocok dengan saya, karena saya juga tidak bisa menjadi seseorang mirip ibu sepenuhnya. Saya hanya perlu menjadi saya dengan pemahaman cinta yang sebenarnya, dengan definisi bahagia versi saya.
Tapi tenang bu, anakmu ini sadar ada banyak hal yang bisa terjadi di luar sana, mungkin beberapa tahun lagi saya lelah menjadi orang yang begitu nekat berjuang dan pada akhirnya memilih untuk menjadi dia yang bahagia dengan bertahan. Saya hanya sedang mencari, dan bersabar. Cinta bukan hanya soal take, take, take saja tapi juga bukan give, give, give–cinta menyoal take and give.
Pada akhirnya, semua ini saya coba muarakan pada Pencipta Yang Agung. Semoga Allah pilihkan satu yang menjadi ladang ibadah terbesar saya, yang membantu saya mendekat dan menuju surgaNya siapapun itu, bagaimanapun nanti cerita kami. Pada akhirnya selalu ada cinta di atas cinta, ialah milik Sang Maha Cinta.
SNH, yang sekarang hanya bisa sabar, dan mempersiapkan

Komentar