Mungkin aku terlalu banyak berharap!!
Rasanya
semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan
lalu
tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan
tak
lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan
putih
menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di
hatiku.
Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib
dan
luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.
Aku
menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak
berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang
tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku
butuh udara. Napasku akan tercekat jika sosokmu hilang dari pandangan mata.
Salahkah jika kamu selalu kunomorsatukan?
Tapi...
entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam
perhatianku. Tatapan matamu tak setajam tatapan mataku. Adakah kesalahan di
antara aku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan yang juga aku rasakan?
Kamu
mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah
sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata
untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta
izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Hadir dalam
mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya.
Mungkinkah? Bisakah?
Aku
tak berhak berbicara tentang cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak
mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kauciptakan jarak yang semakin
jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam
percakapan panjangku dengan Tuhan.
Terlau
banyak pertanyaan. Aku muak sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu
mencintaiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.
Aku
bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa.
Sebenarnya, aku juga ingin tahu, di manakah kau letakkan hatiku yang selama ini
kuberikan padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa
penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu?
Mungkin...
memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah yang tak menyadari
posisiku dan tak menyadari letakmu yang sungguh jauh dari genggaman tangan.
Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!
Tenanglah,
tak perlu memerhatikanku lagi. Aku terbiasa tersakiti kok, terutama jika
sebabnya kamu. Tidak perlu basa-basi, aku bisa sendiri. Dan, kamu pasti tak sadar,
aku berbohong jika aku bisa begitu mudah melupakanmu.
Menjauhlah.
Aku ingin dekat-dekat dengan kesepian saja, di sana lukaku terobati, di sana
tak kutemui orang sepertimu, yang berganti-ganti topeng dengan mudahnya, yang
berkata sayang dengan gampangnya. .
dari seseorang yang kehabisan cara,
membuktikan rasa cintanya. .
cinta bertepuk sebelah hati..!!
BalasHapusterkadang keadaan dan waktu yang salah mempertemukan cinta di antara pertemuan :)
BalasHapus