KO-DE
Percayalah, tak ada hal yang biasa-biasa saja, bagi laki-laki dan perempuan yang sudah sama-sama dewasa, ketika pembicaraan mereka sudah masuk bab masa depan. Oh, come-on, kita tidak akan membicarakan bagian penting dari kehidupan kita dengan seseorang yang biasa saja, kan? Hanya mereka yang menurut kita spesial, yang kita berikan izin untuk mengetahui bagian-bagian penting dalam hidup kita. Hanya kepada mereka yang kita anggap spesial, kita begitu penasaran tentang rencana masa depannya.
Maka kepada kaum hawa yang saya hormati, jika ada laki-laki yang secara tersirat maupun tersurat menyinggung rencana masa depannya gimana, mau bekerja atau jadi ibu rumah tangga, dan pembicaraan sejenisnya; maka hampir dipastikan, laki-laki tersebut sudah ada kecenderungan. Tapi jangan GR dulu, karena sifatnya masih penjajakan. Ada banyak hal yang harus dikonfirmasi oleh laki-laki dari obrolan-obrolan tersebut. Salah satunya, memastikan kalau perempuan itu mendukung dan bisa menyesuaikan dengan rencana-rencana hidupnya. Kalau nyambung, cocok, nyaman, babnya udah lewat, makanya masuk untuk penjajakan dan diseriusi, Kalau laki-lakinya sedikit plin-plan, emang agak repot, karena kesan-nya PHP. Padahal nggak gitu masksudnya, cuma belum yakin saja. Kalau memang punya kecenderungan yang sama, gpp diseriusin aja obrolannya, biar bisa saling check dan richeck. Tapi kalau emang nggak ada kecenderungan, alihkan aja pembicaraannya ke pembicaraan yang lain. Begitu seterusnya, biar laki-lakinya ngeh.
Maka kepada para lelaki yang saya hormati, jika ada perempuan yang secara tersirat maupun tersurat menyinggung rencana masa depannya gimana, dia juga sudah punya kecenderungan. Kalau memang punya kecenderungan juga, gentle aja, ambil alih alur pembicaraan. Misalnya dengan balik nanya, ‘kalau kamu gimana?’. Karena dia sudah mengambil resiko, melawan rasa malunya dengan memulai terlebih dulu. Jangan dibiarkan seperti itu, laki-laki yang baik, akan menjaga kehormatan dan harga diri perempuan yang diinginkannya. Tapi kalau nggak ada kecenderungan, Jangan terlalu diplomatis dan bertele-tele. Jujur tegas dan terbuka saja. Misalnya jawaban: Belum ada yang cocok, atau jawaban-jawaban yang sekiranya tidak dijumpai pada perempuan tersebut. Bukan apa-apa, kalau jawabannya diplomatis, itu akan memberikan ruang harap yang besar bagi dia. Dan perempuan itu, kalau sudah menaruh harap, dan harapannya nggak tercapai, biasanya merepotkan sekali. Kasihan, nanti waktunya banyak yang kebuang buat hal-hal yang nggak penting.
So, coba check lagi? Hayoo, siapa yang lagi ngasih kode ke siapa hahah
Maka kepada kaum hawa yang saya hormati, jika ada laki-laki yang secara tersirat maupun tersurat menyinggung rencana masa depannya gimana, mau bekerja atau jadi ibu rumah tangga, dan pembicaraan sejenisnya; maka hampir dipastikan, laki-laki tersebut sudah ada kecenderungan. Tapi jangan GR dulu, karena sifatnya masih penjajakan. Ada banyak hal yang harus dikonfirmasi oleh laki-laki dari obrolan-obrolan tersebut. Salah satunya, memastikan kalau perempuan itu mendukung dan bisa menyesuaikan dengan rencana-rencana hidupnya. Kalau nyambung, cocok, nyaman, babnya udah lewat, makanya masuk untuk penjajakan dan diseriusi, Kalau laki-lakinya sedikit plin-plan, emang agak repot, karena kesan-nya PHP. Padahal nggak gitu masksudnya, cuma belum yakin saja. Kalau memang punya kecenderungan yang sama, gpp diseriusin aja obrolannya, biar bisa saling check dan richeck. Tapi kalau emang nggak ada kecenderungan, alihkan aja pembicaraannya ke pembicaraan yang lain. Begitu seterusnya, biar laki-lakinya ngeh.
Maka kepada para lelaki yang saya hormati, jika ada perempuan yang secara tersirat maupun tersurat menyinggung rencana masa depannya gimana, dia juga sudah punya kecenderungan. Kalau memang punya kecenderungan juga, gentle aja, ambil alih alur pembicaraan. Misalnya dengan balik nanya, ‘kalau kamu gimana?’. Karena dia sudah mengambil resiko, melawan rasa malunya dengan memulai terlebih dulu. Jangan dibiarkan seperti itu, laki-laki yang baik, akan menjaga kehormatan dan harga diri perempuan yang diinginkannya. Tapi kalau nggak ada kecenderungan, Jangan terlalu diplomatis dan bertele-tele. Jujur tegas dan terbuka saja. Misalnya jawaban: Belum ada yang cocok, atau jawaban-jawaban yang sekiranya tidak dijumpai pada perempuan tersebut. Bukan apa-apa, kalau jawabannya diplomatis, itu akan memberikan ruang harap yang besar bagi dia. Dan perempuan itu, kalau sudah menaruh harap, dan harapannya nggak tercapai, biasanya merepotkan sekali. Kasihan, nanti waktunya banyak yang kebuang buat hal-hal yang nggak penting.
So, coba check lagi? Hayoo, siapa yang lagi ngasih kode ke siapa hahah
Komentar
Posting Komentar